Pondok Pesantren Buntet

Pondok Pesantren Buntet | Buntet Pesantren yang kita kenal sekarang ini, merupakan salah satu pesantren tertua di Indonesia, berdiri sejak abad 18 M dibangun oleh Mufti Keraton Cirebon, Mbah Muqoyim yang tidak mau kompromi dengan Belanda. Dengan penolakan itu, Mbah Muqoyim lebih memilih tinggal di luar tembok istana dan menjadi guru kemudian mendirikan pesantren yang kini dikenal dengan Buntet Pesantren.

Asrama Besar Al Markazi Ponpes Buntet

Tempat yang pertama kali dijadikan sebagai pondok pesantren letaknya di Desa Bulak kurang lebih 1/2 km dari perkampungan Pesantren yang sekarang. Sebagai buktinya di Desa Bulak tersebut terdapat peninggalan Mbah Muqoyyim berupa situs makan santri yang sampai sekarang masih utuh.

Pondok Buntet Pesantren bersifat tradisional dan modern, dikatakan modern karena mengadopsi sistem sekolah modern seperti Madrasah Ibtidaiyah hingga perguruan tinggi. Adapun tradisional, dikarenakan pondok Buntet ini terus mengkaji kitab-kitrab salafussholeh yang banyak mengupas seputar Al Quran, Hadits, Tafsir, Balaghoh, Ilmu gramatika bahasa Arab, dan karya-karya Akhlak maupun tasawuf dan fiqh dari para ulama terdahulu.

Sekolah formal di Buntet Pesantren

  1. Akademi Perawat Buntet Pesantren
  2. SMK Mekanika Buntet Pesantren
  3. Madrasah Aliyah Negeri (MAN)
  4. Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Putera (MANU Putra)
  5. Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Puteri (MANU Putri)
  6. Madrasah Tsanawiyah  Nahdlatul Ulama Putra I (MTsNU Putra I)
  7. Madrasah Tsanawiyah  Nahdlatul Ulama Putra II (MTsNU Putra II)
  8. Madrasah Ibtidaiyah
  9. Madrasah Diniyah
  10. Taman Kanak-Kanak

Letak Pesantren

Di tempat yang sekarang ini berada, pesantren ini posisinya ada di antara dua Desa: + 80% Pesantren ini menjadi wilayah administratif Desa Mertapada Kulon dan sisanya bagian Barat milik Desa Munjul. Pesantren ini sendiri bukanlah nama Desa, melainkan hanya tempat/padepokan santri. Namun seiring dengan perkembangan zaman, dari ratusan tahun yang lalu, penduduk pesantren ini makin lama makin berkembang. Kepadatannya cukup besar.

Wilayah Buntet Pesantren ini mirip sebuah desa yang cukup luas, tetapi bukanlah nama Desa Buntet. Sebab Desa Buntet yang memiliki kepala desa berlokasi sebelah Utara. Adapun posisi pesantren ini terletak di antara dua desa, desa Mertapada dan desa Munjul. Sebelah Utara Pesantren ini dibatasi oleh Buntet Desa; sebelah Timur Desa Mertapada (LPI); Sebelah Selatannya adalah Desa Kiliyem dan sebelah Barat adalah Desa Munjul.

Masyarakat Penghuni Pesantren

Berbeda dengan Pondok Pesantren lain, keberadaan Pesantren Buntet ini cukup unik karena komunitasnya yang homogen; antara santri dan penduduk asli pesantren ini sulit dibedakan, terutama bila dipandang oleh orang lain. Orang yang mengenal Buntet sebagai sebuah pesantren, ketika bertemu dengan salah seorang lulusan pesantren ini, dianggapnya sebagai santri sehingga kesan yang timbul adalah berdekatan dengan ilmu keagamaan dan ubudiah. Karena memang tidak bisa dipungkiri, baik penduduk asli pesantren ini ataupun santri, keberadaan sehari-hari, tidak lepas dari aktivitas nyantri (mengaji).

Setidaknya ada tiga jenis masyarakat penghuni pesantren: Pertama, masyarakat keturunan kyai. Dari catatan silsilah keturunan Kyai Buntet, hampir seluruh Kyai di Pesantren ini adalah anak cucu dari keturunan Syarif Hidayatullah, salah seorang anggota Walisongo. Kedua, Masyarakat biasa. Asal mula mereka adalah para santri atau teman-teman Kyai yang sengaja diundang untuk menetap di Buntet.

Mereka memiliki hubungan yang cukup erat bahkan saling menguntungkan (mutualism). Awalnya mereka menjadi khodim (asisten) atau teman-teman Kyai kemudian karena merasa betah akhirnya menikah dan menetap di Buntet Pesantren hingga sekarang. Penduduk Buntet Pesantren yang bukan dari turunan Kyai ini dulunya dikenal dengan istilah masyarakat Magersari. Ketiga, masyarakat santri. Merekalah yang membesarkan nama baik Buntet Pesantren.

Sebab namanya juga perkampungan santri, aktivitas sehari-hari diramaikan oleh hingar-bingar pelajar yang menuntut ilmu; siang para santri disibukkan dengan belajar di sekolah formal, dan malam harinya belajar kitab atau diskusi tentang agama di masing-masing kyai sesuai kapasitas ilmunya.

Sesepuh Buntet Pesantren

Dalam perkembangan selanjutnya, kepemimpinan Pondok Buntet Pesantren dipimpin oleh seorang Kyai yang seolah-olah membawahi kyai-kyai lainnya yang memimpin masing-masing asrama (pondokan). Segala urusan ke luar diserahkan kepada sesepuh ini.

Lebih jelasnya periodisasi kepemimpinan Kyai Sepuh ini berturut-turut hingga sekarang dipimpin oleh Kyai yang dikenal Khos yaitu KH. Abdullah Abbas (kini Almarhum), dan digantikan oleh KH. Nahduddin Abbas. Nama-nama Kyai yang dituakan dalam mengurus Pondok BuntetPesantren secara turun-termurun adalah sebagai berikut:
  1. KH. Muta’ad (Periode pertama)
    KH. Abdul Jamil
    KH. Abbas
    KH. Mustahdi Abbas
    KH. Mustamid Abbas
    KH. Abdullah Abbas
    KH. Nahduddin Abbas (hingga sekarang)

Seiring dengan perkembangan zaman, Pondok Buntet Pesantren dengan segala potensi yang dimiliki berupaya meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan dengan memadukan antara Sistem Salafi dan Sistem Kholafi. Sistem salafi adalah metode belajar dengan berpedoman kepada literatur para ilmuan Muslim masa lalu, sedangkan sistem khalaf mengacu kepada pendidikan modern dengan kurikulum dan sistem pendidikan yang diterapkannya.

Untuk lebih mengoptimalkan ikhtiar tersebut, maka dibentuklah sebuah Yayasan Lembaga Pendidikan Islam (YLPI) Pondok Buntet Pesantren Cirebon. Salah satu tugasnya adalah mengelola dan menyelenggarakan pendidikan formal dan non formal.

Sebab salah satu sistem yang dibangun di pesantren ini adalah bagi santri yang mondok di Buntet Pesantren diharuskan menyelesaikan pendidikan formal sebagai amanat UU Pendidikan Nasional, sesuai dengan usia pendidikannya. Mereka harus mengikuti jenjang pendidikan formal seperti SD, SLTP, SLTA hingga Universitas jika mampu. Selain itu mereka pun diwajibkan mengikuti pendidikan non formal (dirosah diniyyah) yang digelar di masing-masing asrama, atau mengikuti pendidikan khsusus yang diadakan oleh kyai-kyai sesuai spesialisasi ilmunya.

Para Almarhumin Kyai Buntet

Berturut-turut nama-nama di bawah ini adalah para kyai yang telah berkiprah lama mengurus Pondok Buntet Pesantren. Salah satu jasa beliau adalah mempertahankan sekaligus memajukan sistem pendidikan pesantren bagi generasi muda Indonesia. Para lulusan Buntet sangat kenal sekali dengan mereka. Karena itu sepantasnya untuk mengenang jasa-jasa beliau maka di bawah ini adalah nama-nama armarhumin (pendahulu) yang bisa dipelajari bagaimana riwayat kehidupannya.
  1. KH. Abdul DJamil
  2. KH. Abbas
  3. KH. Ilyas
  4. KH. Anas
  5. KH. Yusuf
  6. KH. Khamim
  7. KH. Ahmad Zahid
  8. KH. Khowi
  9. KH. Mustahdi Abbas
  10. KH. Mustamid Abbas
  11. KH. Zen
  12. KH. Murtadho
  13. KH. Busyrol Karim
  14. KH. Akyas Abdul Jamil
  15. KH. Arsyad
  16. KH. Izuddin Zahid
  17. KH. Nasiruddin Zahid
  18. KH. Anwaruddin Zahid
  19. KH. Hisyam Mansyur
  20. KH. Chowas Nuruddin
  21. KH. Fuad Hasyim
  22. KH. Fuad Zen
  23. KH. Nu’man Zen
  24. KH. Fahim Khowi
  25. KH. Fakhruddin

Kontak Yang Bisa dihubungi

Pondok pesantren Buntet terletak di  Jl. Buntet Pesantren, Kec. Astanajapura, Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

Phone:+62 815-1032-5548
 
Sumber: BuntetPesantren.Org

0 Response to "Pondok Pesantren Buntet"

Posting Komentar

Info Pesantren. Diberdayakan oleh Blogger.