PONDOK Pesantren adalah lembaga pendidikan tradisional tertua di Indonesia. Pengajaran di pesantren menggunakan sistem sorogan dan bandungan yang sudah berjalan berpuluh-puluh tahun lamanya.
Dalam perkembangan selanjutnya, selaras dengan kemajuan zaman, metode dan sistem pengajaran di pesantren diperkaya dengan sistem kelas dengan tidak meninggalkan inti pengajaran pesantren. Dengan sistem ini, yang memberikan pengajaran tidak lagi harus seorang kiai, juga ada guru/ustadz/ustadzah sesuai dengan materi pelajaran.
Pembelajaran bersifat massal, menggunakan kurikulum yang jelas, lama belajar ditentukan sesuai dengan jenjang-jenjang pendidikan dan kelasnya. Mata pelajaran bukan cuma bidang-bidang ilmu agama, tapi juga ilmu umum.
Sekalipun demikian, sistem sorogan dan bandungan serta figur seorang kiai/ustadz yang menjadi panutan dan kharismatik, tak bisa dipisahkan dari ciri khas pesantren sebagai lembaga transformasi nilai-nilai.
Sekalipun demikian, sistem sorogan dan bandungan serta figur seorang kiai/ustadz yang menjadi panutan dan kharismatik, tak bisa dipisahkan dari ciri khas pesantren sebagai lembaga transformasi nilai-nilai.
Karena itulah, Pondok Pesantren Al-Quran Nurul Furqon dalam kurikulumnya berupaya memadukan antara sistem sorogan dan bandungan dengan sistem kelas. Dan agar para santri mampu mandiri setelah keluar dari pesantren, maka mereka diberi bekal berbagai keterampilan, sesuai pilihannya di BLK (Balai Latihan Kerja) di samping mereka memahami ilmu Qiroat, sebagai ciri khas Pondok Pesantren Nurul Furqon, juga wawasan keislaman, sains, dan teknologi.
Agama Islam mengajarkan kepada umatnya agar menuntut dan mencari ilmu pengetahuan. Dan ilmu yang harus digali bukanlah cuma ilmu agama saja. Namun, juga meliputi berbagai disiplin ilmu yang akan dapat memberi sumbangan bagi peradaban dan kesejahteraan umat manusia karena sifatnya yang rahmatan lilalamin, rahmat bagi manusia yang ada di alam semesta ini.
Diharapkan santri-santri lulusan Pondok Pesantren Al-Quran Nurul Furqon bukan saja luas ilmu pengetahuan agamanya, dan luas wawasan ilmu pengetahuan, juga luas cakrawala pikirannya sehingga mampu memenuhi tuntutan zamannya.
Pondok Pesantren Al-Quran Nurul Furqon mencantumkan Visi dan Misi sebagai berikut. "Mencetak generasi Qurani sebagai pedoman hidup ke depan dengan mengembangkan daya pikir dan zikir". Menjadi potensi santri dan menyalurkan kepada jalur yang positip dengan berorientasi kepada fastabiqul khoirot.
Pondok Pesantren Al-Quran Nurul Furqon didirikan oleh KH Jejen Sukrillah S.PdI pada tahun 1990. Kampus pesantren berlokasi di Kompleks Perumahan Pemda, Sukahati, Cibinong, Bogor.
Pada tahun 2001 dibuka Madrasah Tsanawiyah Nurul Furqon dan tahun 2005 dibuka Madrasah Aliyah Nurul Furqon. Kedua madrasah ini dalam operasionalnya memadukan antara kurikulum pesantren dengan kurikulum Depag dan Diknas sehingga dapat diharapkan mencetak generasi santri yang Qurani dengan mengembangkan daya pikir dan zikir.
Program Pesantren. Pendidikan Formal. Jenjang-jenjang pendidikan: 1. Raudhatul Athfal (Taman Kanak-kanak Al-Quran); 2. Madrasah Diniyah (TKA-TPA); 3. Madrasah Tsanawiyah (MTs); 4. Madrasah Aliyah (MA).
Pendidikan tersebut menggunakan kurikulum dari Depag. Pendidikan Non Formal. Kegiatan pendidikan ini membahas kitab-kitab yang kurikulumnya disusun oleh pondok pesantren meliputi berbagai disiplin ilmu, di antaranya: 1. Ilmu Qiroat; 2. Ilmu Tajwid; 3. Ilmu Tafsir; 4. Ilmu Fiqih dan Usul Fiqih; 5. Ilmu Aklak; 6. Ilmu Alat (Nahwu Sorof/ bahaa Arab).
Pendidikan tersebut menggunakan kurikulum dari Depag. Pendidikan Non Formal. Kegiatan pendidikan ini membahas kitab-kitab yang kurikulumnya disusun oleh pondok pesantren meliputi berbagai disiplin ilmu, di antaranya: 1. Ilmu Qiroat; 2. Ilmu Tajwid; 3. Ilmu Tafsir; 4. Ilmu Fiqih dan Usul Fiqih; 5. Ilmu Aklak; 6. Ilmu Alat (Nahwu Sorof/ bahaa Arab).
Pendidikan Keterampilan. Pendidikan ini di antaranya: 1. Kursus Metode Iqra dan cara pengelolaan. TKA/TPA; 2. Pelatihan Dakwah/Tablig; 3. BLK (Balai Latihan Kerja), yaitu: Komputer, Bahasa, Perkoperasian. Dan Kaligrafi.
Program tersebut dalam pelaksanaan/operasionalnya bekerja sama dengan lembaga/instansi terkait, baik pemerintah maupun swasta.
Dokumentasi di antaranya: Foto; Slide; dan Proyektor. Perpustakaan meliputi: 1. Pengadaan buku-buku /kitab-kitab untuk menunjang program pendidikan pesantren; 2. Pengadaan Ensiklopedia Indonesia, Inggris, dan Arab.
Penerangan. Mendirikan pusat informasi pesantren (PIP). Melaksanakan bimbingan dan penyuluhan pada masyarakat. Usaha Sosial di antaranya mendirikan koperasi pondok pesantren. Menyantuni fakir miskin, yatim piatu, dan duafa; 3. Memberikan beasiswa kepada santri yang berprestasi; 4. Memberikan keringanan biaya kepada santri yang tak mampu; 5. Mengadakan khitanan massal dan pengobatan massal secara cuma-cuma. Penelitian dan Pengembangan.
Tiada Hari tanpa Al- Quran. Al Quran pedoman hidup kaum muslim. Oleh karena itu, Al-Quran wajib dibaca, difahami, dan diamalkan. Sejak dini, anak-anak harus sudah dikenalkan Al-Quran dengan cara mengaji.
Dengan berpedoman Al-Quran hidup manusia tidak akan sesat. Sejak bakda salat subuh santri-santri sudah mengaji Al-Quran. Hari Jumat kuliah subuh; OPSIH (diikuti seluruh santri); baca Ratibul Idrus; Lailatul Qiraah (membaca Al-Quran di depan santri-santri). Hari Sabtu Mujawwad (seni baca Al-Quran) dan Mukhtarul Hadis; Mujawwad/Tausyih; Sorogan Murottal; Pemabacaan Ratibul Idrus; Murottal dan Muhadharah (pidato).
Dari hari Sabtu hingga Kamis (kecuali hari Jumat dan Minggu) santri-santri melakukan Sorogan Murottal (Tartil) perkelas, waktunya berbeda-beda,
Hari Minggu Mujawwad; Olahraga; Kajian kitab Tafsir; Kaligrafi; program Tahfidzul Quran dan kitab Tajwid. Hari Senin belajar kitab Tajwid; Pembacaan Ratibul Haddad; Murottal dan Mujawwad. Hari Selasa pembacaan kitab Ahlak; Pembacaan Ratib Al-Idrus; kitab Tajwid. Hari Rabu Mujawwad; Pembacaan Ratibul Idrus; Murottal dan kitab Salafiah. Hari Kamis Mujawwad; Mujawwad dan Tausyih; Pembacaan Manaqib; Pembacaan Yassin/khotaman; Pembacaan Alquran/pembacaan Rawi (Barjanji); Pendalaman Tafsir Al Qur'an; dan Pendalaman Pemahaman Kitab Kuning/Salafi.
"KH Jejen Sukrillah S.PdI," kata H. Toni adalah peraih juara pertama MTQ Internasional yang diselenggarakan di Arab Saudi tahun 1990. Atas keberhasilannya ini Bupati Bogor waktu itu, Ediyoso memberi hadiah kepadanya sebidang tanah seluas 1.000 m2. Di atas tanah itulah, kemudian dibangun Pondok Pesantren Al-Quran Nurul Furqon ini. Pada awalnya, jumlah santri mukim sekitar 10 anak. Tahun demi tahun berkembang sehingga sekarang mencapai ratusan santri.
Prestasi santri tercatat sebagai berikut. Juara pertama Tilawah Al-Quran Tingkat Provinsi Jawa Barat (1994); Juara Umum Voli Putra se-Kabupaten Bogor (2005); Juara pertama Tilawah Al-Quran Dewasa Putra se-Kabupaten Bogor (2005); Juara pertama Putra/putri Dakwah Islamiyah Tingkat Provinsi Jawa Barat (2006)
Prestasi santri tercatat sebagai berikut. Juara pertama Tilawah Al-Quran Tingkat Provinsi Jawa Barat (1994); Juara Umum Voli Putra se-Kabupaten Bogor (2005); Juara pertama Tilawah Al-Quran Dewasa Putra se-Kabupaten Bogor (2005); Juara pertama Putra/putri Dakwah Islamiyah Tingkat Provinsi Jawa Barat (2006)
0 Response to "Pondok Pesantren Al Qur'an Nurul Furqon Cibinong"
Posting Komentar